Zalim Istanbul: Drama Serial Turki Pertama yang Saya Ikuti Hingga Tamat


 

Jadi, ini berakhir.

Sangat menyedihkan. Frustrating.

Dari apa yang saya tangkap, tampaknya sejak awal mereka ingin Cemre-Nedim berakhir bersama, karena, ya, itu akan jadi sangat unik.

Namun sayang, perkembangannya tidak demikian. Untuk mencapai ending itu, mereka malah membuat setiap situasinya terlihat seperti Cemre berjodoh dengan Cenk. Seperti, tiba-tiba Cenk menemukan Cemre didepan matanya ketika orang lain benar-benar tidak memiliki visi pasti untuk menemukan dimana Cemre saat menculik Nedim. Atau ketika setiap kali Cenk menemukan Cemre selalu secara naluri, sedangkan Nedim melalui “pemberitahuan”. Dan sayangnya lagi, chemistry yang luar biasa justru terbangun dari Cenk-Cemre, bukan Cemre-Nedim. Jadi, benar-benar menyakitkan ketika Cemre diculik justru dia menghafal nomor Nedim dibandingkan suaminya. Saya bahkan tidak tahu bahwa mereka punya nomor satu sama lain? Sedangkan panggilan telepon pertama yang dibuat Nedim setelah “kebangkitan”nya adalah nomor Cenk. Bahkan akan jauh lebih masuk akal jika Cemre menghafal nomor Ceren, bagaimanapun dia adiknya.

Dari sudut pandang saya, Nedim tidak benar-benar memandang Cemre sebagai sosok yang “spesial” bagi dia. Bahkan sejak kebangkitan, dia hanya menunjukkan ambisi balas dendam, bukan cinta untuk Cemre. Sedangkan Cenk, dalam posisi terendahnya pun, dia akan selalu ada untuk Cemre. Walaupun harus menyaksikan Cemre menyakiti hatinya setiap hari dengan Nedim, Nedim, Nedim sebagai obsesinya. Seolah Cenk tidak layak untuk apapun di dunia hingga endingnya sangat mengenaskan. Bahkan mereka pikir Cenk tidak layak untuk hidup juga.

Hal paling tidak logis yang sayangnya terjadi adalah: Agah meninggal. Kemudian diikuti ketidaklogisan lain dari segi kronologi: Ceren meninggal.

Dan jangan lupakan tumor yang tiba-tiba muncul di kepala Cenk hanya untuk membuatnya meninggal dengan damai. Karena bagaimanapun terlalu jahat untuk membuat Cenk melihat Cemre-Nedim bersama setelah mengetahui bahwa Nedim saudara sedarahnya, bahkan lebih jahat lagi membuat Cenk meninggal dengan cara lain. Jadi, mengambil cara aman, mereka ingin Cenk mendapatkan ending yang menurut mereka terbaik demi menyatukan Cemre-Nedim.

Bahkan saya tidak bisa melihat bentuk cinta antara Cemre-Nedim. Mereka hanya berkomunikasi selayaknya caregiver dengan pasiennya. Perjalanan yang dilakukan bersama hanya sebatas kabur agar tidak mendapat siksaan lebih (dimana Cemre tentunya paling berperan karena Nedim digambarkan tidak melakukan apapun, bahkan mungkin dia tidak akan kepikiran untuk kabur). Sedangkan Cenk-Cemre telah melalui banyak hal bersama, dengan keduanya sebagai pasangan yang aktif (tidak bermaksud mendiskreditkan disabilitas Nedim, tapi Cemre-Nedim benar-benar tidak terlihat sebagai couple yang “saling”, hanya terlihat sebatas caregiver yang luar biasa dan pasiennya yang kooperatif). Atau sebenarnya Cemre yang polos ini salah paham setelah mendapatkan sugesti dari Cenk bahwa perasaannya untuk Nedim adalah cinta? Padahal kalimat-kalimat itu Cenk katakan hanya sebagai bentuk rasa cemburu. Menurut saya, akan lebih baik jika Cenk menegaskan bahwa dia cemburu. Karena, ya, ternyata Cemre memang sepolos itu.

Kebangkitan Nedim rasanya terlalu cepat. Maksudnya, bahkan pemulihan bagi orang yang “lumpuh sementara” saja butuh waktu lama untuk bisa kembali berjalan, berbicara, melakukan hal-hal normal lainnya. Sedangkan Nedim, 20 tahun di kursi roda, terakhir kali hidup normal sebagai seorang anak kecil dan bahkan tidak diberikan pendidikan dengan baik. Setidaknya, jika berhasil bangkit, dia masih akan memiliki mental sebagai anak kecil dimana dia hidup normal terakhir kali. Bukan tiba-tiba mencintai Cemre dalam konteks romantisme atau tiba-tiba menjalankan perusahaan. Konteks marah dan ingin balas dendam setelah bangkit disini tentu sangat masuk akal. Dan ya, tentu saja aneh melihat dia tiba-tiba bisa berlari, melompat, terlibat dalam aksiden-aksiden besar. Dia baru bangkit dari kursi roda setelah 20 tahun, by the way. Make it slow but sure.

Darimana pula Agah tiba-tiba dapat ide untuk memulihkan Nedim secara privat sedangkan selama 20 tahun dia hanya diam? Kalau hasilnya akan sebesar itu dalam waktu singkat, harusnya Nedim sudah sembuh sejak lama. Maksud saya, jika dia bisa menyembunyikan Nedim dari Seniz sekarang, harusnya dia juga bisa sejak dulu kan? Toh akhirnya dia BISA bertindak tanpa diketahui Seniz. Dan bagaimana bisa seorang Agah Karacay tertipu dengan dokter yang ijazahnya palsu? Apalagi konteksnya Nedim adalah orang paling penting sejagat dalam hidup Agah. Setidaknya dia pasti sangat teliti dalam perawatan kesehatan Nedim.

Satu-satunya kisah cinta yang paling masuk akal disini adalah antara Damla-Civan. Mereka sejak awal melalui segala hal bersama, dan berakhir bersama. Mereka “saling”. Mereka sama-sama berjuang. Bukan seperti Cemre yang berjuang mati-matian namun Nedim hanya tahu bilang “tidak” untuknya, atau Cenk yang berjuang mati-matian namun Cemre tidak menegaskan apapun setelah Cenk menyatakan cinta.

Ceren layak dapat ending yang lebih baik dari sekedar “meninggal jatuh dari atas balkon” setidaknya jika diberi hidup. Disini Neriman justru lebih layak mendapatkan ending kematian dibandingkan Ceren. Sesekali Ceren masih mempertanyakan dirinya sendiri dan menyesali sesuatu sebelum membuat sesuatu yang lebih buruk lagi. Nedim (yang dianggap malaikat) bahkan tidak menunjukkan penyesalan setelah melakukan hal-hal buruk. Ceren bahkan menghargai perasaannya sendiri sebagai seorang ibu, tetapi Cenk dalam versi paling tidak masuk akalnya, tidak menunjukkan simpatinya kepada Ceren ketika bayinya meninggal. Dan tentu saja Seniz bukan nenek yang normal, menyingkirkan cucunya sendiri sebelum lahir.

Ke-tidak-masuk-akalan lainnya adalah Seniz yang ternyata baik-baik saja setelah jatuh dari rooftop (saya sempat berpikir dia memiliki susuk, dibantu oleh kekuatan gelap atau sejenisnya). Namun dia langsung meninggal ditempat ketika jatuh dari balkon mansionnya sendiri. Kita semua tentu bisa membedakan bahwa rooftop kemarin jauh lebih tinggi ketimbang balkon mansion ini. Bahkan saya ragu dia bisa bertahan hidup setelah terlihat genangan darah mengenaskan di kepalanya pada TKP aksiden rooftop.

Saya juga tidak menemukan “sesuatu” yang penting dari hadirnya Yusuf disini. Atau Basar. Atau surat beramplop hitam yang banyak diterima Agah. Entah mengapa mereka juga membuat tes DNA semudah minum air disini. Tentu kita bisa menghitung berapa banyak kali mereka melakukan tes DNA.

Alur episode setelah perceraian Cenk-Cemre benar-benar diluar nalar. Mereka sengaja membuat Cenk terburu-buru melamar Cemre karena dari sini kita tentu tahu pasti bahwa dia akan ditolak. Mereka sengaja menunjukkan dari sini bahwa Cenk tidak akan pernah berakhir dengan Cemre. Tetapi bisa-bisanya setelah itu mereka membuat adegan Cenk-Cemre terbangun di pundak satu sama lain saat menunggu Agah di RS, atau Cenk dengan bunga sekeranjangnya dan keyakinannya untuk tidak menyerah memperjuangkan Cemre dari Nedim.

Cenk adalah satu-satunya karakter yang menunjukkan perkembangan luar biasa dari seorang brengsek menjadi penuh cinta. Bayi yang hidup lagi benar-benar tidak masuk akal bagi saya. Bayi itu meninggal setidaknya di usia 5-6 bulan, sangat mustahil berhasil membesarkannya diluar rahim secara ilegal. Bahkan tanpa adanya bayi itu pun, Cenk sebenarnya sudah mendapat ganjaran dari perbuatannya, yaitu penyesalan seumur hidup dan mencintai tanpa dicintai. Setidaknya jika tidak berakhir dengan Cemre (yang memang sangat menyedihkan), dia bisa mendapatkan hidup yang lebih baik. Seperti:

1.       Kembali ke Amerika. Entah menjadi single yang lebih baik, atau jika kita mau menerima logika bayi yang hidup lagi, maka menjadi single father.

2.       Menikah dengan Ceren. Setidaknya mereka berdua akan sama-sama belajar menjadi lebih baik sebagai orangtua, sebagai manusia, sebagai pasangan. Mereka akan healing each other. Atau melanjutkan rencana Cenk sebelumnya untuk memulai hidup baru bersama di Amerika.

3.       Berhubung ditengah rivalry antara Cenk-Nedim ada dua fokus utama diantara mereka: 1. Perusahaan (balas dendam?) dan 2. Cemre. Maka saya sempat berpikir bahwa di ending mereka akan mendapat salah satunya. Misal, Nedim dapat Cemre dan Cenk dapat perusahaan, atau sebaliknya. Jadi, jika Cenk tidak bisa bersama Cemre, setidaknya dia akan menjadi the next Agah Karacay yang bijaksana dengan tanggungjawab barunya.

4.       Mendapatkan momennya kembali dengan Agah setelah pergulatan panjang. Setidaknya jika bukan cinta Cemre, maka cinta Agah yang bisa dia dapatkan. Namun ternyata cinta ini harus berlanjut ke alam lain. Sebab Agah meninggal, diikuti olehnya.

5.       Bagaimanapun Cenk adalah karakter utama disini, jadi setidaknya dia berhak atas ending yang pantas. Membesarkan bayi sendirian pun tidak terlalu buruk untuknya, hingga nantinya ia menemukan seorang wanita lain yang tidak kalah luar biasa dari Cemre. Bukan meninggal sia-sia setelah berhasil tumbuh menjadi seorang gentle-man.

Jangan lupa dengan obrolan perpisahan receh antara Cenk-Cemre sebelum tur bersama bayinya. Seolah mereka memang sejak awal hanya dua teman biasa. Come on, mereka pernah melalui segala hal bersama. Cemre bahkan tidak menunjukkan simpatinya kepada Cenk ketika Agah meninggal. Sedangkan sebelumnya dia bisa menemani Cenk di RS selama Agah dirawat meskipun mereka telah bercerai. Where’s the logic? Atau bisa kita simpulkan bahwa Cemre hanya akan jadi baik ketika ada Agah? Wow.

Satu-satunya korban sejak awal hingga series berakhir bukanlah Nedim, tetapi Cenk. Saya benar-benar menangis sepanjang dua setengah jam episode terakhir karena ketidakadilan alurnya.

 Ah, bonus pernyataan cinta yang super-touching. Cek link videonya dibawah!

"Sebab Aku Jatuh Cinta, Cemre."

 

 

Komentar